sultra.tribratanews.com – Sudah seminggu bencana gempa yang menimpa Palu, Sulawesi Tengah, hanya menyisakan puing-puing yang telah luluh lantak, banyak sanak saudara yang menjadi korban, orang tua bahkan anak-anak. Berbagai bantuan terus diterjunkan dari luar daerah terutama pasokan logistik untuk membantu para korban dengan kondisi yang sudah sangat kepayahan.
Polda Sultra mengirimkan personel Brimob gabungan serta truk angkutan logistik, beberapa dari personel yang dikirim diantaranya terdapat polisi wanita (Polwan). Diterjunkannya polwan ke lokasi terjadinya bencana salah satunya adalah untuk memberikan trauma healing atau pemulihan pasca terjadinya bencana khususnya kepada anak-anak.
Beberapa dari anak-anak yang mengalami trauma telah kehilangan sanak keluarga, terutama ayah dan ibu mereka yang meninggal dunia karena tak sempat menyelamatkan diri saat gempa terjadi. “Kegiatan trauma healing yang dilakukan untuk membantu meringankan beban psikologis dari korban bencana di Sulteng khususnya terhadap anak-anak,” ungkap Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhardt, S.I.K. saat memberikan keterangan lewat sambungan WA, Sabtu (06/10/2018).
Trauma healing dilakukan oleh polwan di posko-posko pengungsian untuk mengembalikan keceriaan anak-anak dengan berbagai aktivitas dan edukasi ringan sehingga anak-anak dapat kembali bercanda tawa melupakan sejenak peristiwa bencana alam yang menimpa mereka.
Dilansir dari kompas.com, Sejak gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02 WIB, korban jiwa dan kerusakan terus bertambah. Selain itu, ada 48.025 jiwa mengungsi di 103 titik di Kota Palu.