Untuk kepentingan otopsi, Sabtu (18/6) pagi, kepolisian membongkar kembali makam Abdul Jalil, korban yang diduga dibunuh oknum polisi.
Kegiatan otopsi jenasah sebagai usaha untuk mengungkap penyebab kematian korban, sebagaimana dugaan keluarga, bahwa, korban tewas setelah mengalami penyiksaan dan ditembak usai ditangkap di kediaman korban.
Saat kegiatan otopsi, ratusan warga dan keluarga Abd Jalil menyaksikan petugas kepolisian dan petugas medik dari rumah sakit bhayangkara Kendari melakukan otopsi di lokasi Pekuburan Umum. Hingga pukul 11.30 wita kegiatan otopsi yang dilakukan polisi masih berlangsung.
Seperti diberitakan sebelumnya, penangkapan, penyiksaan hingga penghilangan nyawa tanpa terlebih dahulu tersangka diadili, dialami Abd Jalil (34 tahun), warga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Tobimeita, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Korban yang merupakan pegawai di Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara tewas setelah beberapa jam ditangkap polisi.
Adik bungsu Jalil bernama Sahra adalah saksi mata saat penangkapan terjadi di kediamannya, Selasa dini hari. Sahra mengaku, bahwa kakaknya ditangkap polisi pada Selasa 7/6 menjelang sahur.
Ironisnya empat jam kemudian, polisi memberi kabar kepada keluarga, bahwa, Jalil meninggal dunia karena sesak napas. “Terus terang kami tidak percaya dengan alasan polisi, sebab kakak Saya dalam kondisi sehat saat sebelum ditangkap,”ungkap Sahra.
Jalil menurut keterangan saksi korban dan tersangka AD alias ambang dalam kasus yang sama adalah Pelaku Kasus Curat dan Cabul.
Keluarga mencurigai jalil meninggal karena dianiaya pada saat penangkapan, karena setelah setelah dilihat kondisi tubuhnya mengalami luka-luka bekas penganiayaan, serta adanya luka bekas tembakan di kaki korban