Jalil : Inilah Pengakuan Para Korban Tersangka AD dan AJ

Setelah sempat bungkam dari kepungan awak media, pihak Kepolisian Resor (Polres) Kendari, akhirnya buka suara terkait kasus yang menjerat almarhum AJ (24) Staf Honorer pegawai tidak tetap Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama rekannya AD.
Bertempat diruang Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Kendari, SA, AN, HN, NL, HT serta SB dan ST menceritakan kronologis kejahatan yang dilakukan oleh kedua tersangka, Sabtu (11/6/2016).
Salah seorang korban, HT mengaku, jika dirinya pernah menjadi korban pembegalan tersangka AD dan AJ pada 27 Mei lalu. Kejadian itu bermula sekitar pukul 00.0 wita, saat dirinya bersama keempat orang rekannya baru saja turun dari puncak menara eks MTQ untuk berfoto. Namun sesampainya dibawah, kelimanya pun disambut dengan kedatangan AD dan AJ yang menghampiri dengan sebilah badik.
“Iya sampai diatas kami langsung diancam, kalau kami melawan mau dibunuh sama dibuang dari atas menara. Iya berdua saja mereka, yang diambil semuanya hp sama satu motor,” ujar HT.
Senada dengan HT, SA juga mengungkapkan jika malam itu dirinya bersama rekan-rekannya menjadi korban penodongan AD dan AJ.
“Pas mereka datang, mereka bilang mau aman atau mau mati. Terus langsung saya bilang, mau aman bang. Dia bilang kalau begitu naik lagi keatas, sampai diatas kita langsung diancam dan disuruh keluarkan semua barang-barang, HP 6, dompet dua sama kunci motor,” ujarnya.
Dari pukul 01.30 Wita hingga pukul 02.30 wita, SA mengaku menjadi tawanan kedua tersangka. Dengan secara detail, dirinya juga menyebutkan pakaian yang digunakan oleh AD pada malam itu. Kelimanya pun diancam akan dibunuh, jika kelimanya mencoba melakukan perlawanan atau mencoba melarikan diri.
“Saya tandai sekali karena terang bulan, nda pake topeng sama sekali. AD pake baju putih, celana lepis warna biru, sepatu all start warna hitam putih, pake topi abu-abu, karena lama kita baku tatap jadi saya hapal. Karena supaya saya bisa melapor, kita mau melawan tapi kita takut. Mereka baku senter jadi saya lihat,” rincinya.
Sementara itu, SB mengaku pernah menjadi korban pembegalan kedua tersangka di pelabuhan kontener, Bungkuto, pada 31 Januari 2016 sekitar pukul 21.00 wita. Malam itu SB bersama pacarnya ST tengah bersantai menikmati pemandangan pantai, namun sekitar pukul 21.00 wita, dirinya dihampiri oleh dua orang pria yang tidak dikenalnya.
“Pertama dia datang baik-baik, pertama minta uang. Terus grebek minta hp, dia periksa, trus dia todongkan pisau diperutku. Dia bilang ko goyang ko robe, trus dia rebut semua hp dengan uang,” katanya.

Tinggalkan Komentar