sultra.tribratanews.com – Meskipun sudah mengerahkan tenaga maksimal, lahan gambut di Desa Tinondo, Kecamatan Lalolae, Kabupaten Kolaka Timur masih belum dapat dipadamkan. Musim kemarau yang mengering serta tiupan angin yang cukup kencang membuat api semakin besar menyala dan membakar lahan lainnya.
Kamis (19/9) Satgas Ops Bina Karuna Anoa yang dipimpin Kabag Binops Direktorat Binmas Polda Sultra, AKBP Arief Gunawan, melaksanakan upaya pemadaman api di lahan gambut. Dalam kegiatan pemadaman karhutla ini satgas yang tergabung didalamnya terdiri dari Anggota satgas ops bina karuna II anoa, manggala agni dan personil polres kolaka.
“Lokasi yang terbakar merupakan areal lahan gambut dan bagian dari perkebunan sawit,” ungkap AKBP Arief yang juga bertindak sebagai Wakaopsda.
Lebih lanjut AKBP Arief menjelaskan hingga kini personel Satgas Ops Bina Karuna yang ditempatkan di lokasi ada 30 personel dan telah stay disana selama lima hari untuk melakukan pemadaman di beberapa hotspot (titik api) yang telah dideteksi.
Namun, kendala teknis berupa peralatan yang kurang memadai rupanya menjadi tantangan tersendiri bagi personel terutama saat bekerjasama dengan satgas Manggala Agni, terutama selang untuk memadamkan api yang tidak dapat menjangkau sumber api dan cukup jauh dari kanal air.
“Hotspot atau titik api, tidak bisa dijangkau oleh sumber air yang letaknya cukup jauh, panjang selangnya hanya 100 meter saja.
Upaya yang dilakukan hanya melokalisir agar tidak melebar ke pekarangan warga dan lahan warga,” tuturnya saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Jumat (20/9).
Sejauh ini perlengkapan dan peralatan untuk pemadaman serta kendaraan operasional disiapkan oleh satgas Manggala agni sultra dan ops bina karuna.
Selain itu, belum maksimalnya peran pemerintah setempat serta BPBD di Kolaka Timur juga menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pemadaman dilahan gambut ini yang berada dalam wilayah sawit perusahaan.
Musim kemarau yang cukup panas rupanya masih menjadi kendala karena hingga kini panas terik matahari membuat lahan masih berasap dan menyala, cuaca yang kering sangat mempersulit pemadaman. Para personel juga harus berjalan kaki sejauh 2 km hingga ke lokasi kebakaran di titik api.
“Sejauh ini ya dampak nya yakni kabut asap dari kebakaran yang mengganggu masyarakat di Kecamatan Lalolae dampaknya ini cukup signifikan, sudah ada yang terkena ISPA,” tutur AKBP Arief.
Antisipasi dan langkah pencegahan, personel ops bina karuna juga melakukan penyuluhan terutama kepada warga disekitar hutan agar tidak membuka lahan dengan cara melakukan pembakaran.