sultra.tribratanews.com – Di bawah kepemimpinan Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, SETUKPA Lemdiklat Polri secara konsisten mengadakan bakti sosial untuk menangani isu stunting dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu inisiatif yang diadakan adalah pembagian bahan makanan pokok penunjang gizi buruk serta pemberian bantuan uang kepada anak-anak penderita stunting di wilayah Sukabumi. Program ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang Brigjen Pol Mardiaz untuk menciptakan generasi bebas stunting melalui program ‘Kampus Peduli New Zero Stunting’.
Dalam program tersebut, Brigjen Pol Mardiaz melibatkan siswa Sekolah Inspektur Polisi (SIP) angkatan ke-52 Tahun 2023, siswa Capa Diktukpa TNI AD, dan siswa Setukpa TNI AU. Mereka semua tergabung dalam Integrasi Pendidikan Perwira TNI–Polri Prabasatu 23, yang bersama-sama bekerja untuk mengatasi masalah stunting di masyarakat.
“Penanganan pasca bakti sosial ini akan terus berkesinambungan, sehingga lebih mudah untuk mengontrol pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut yang disiapkan Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa,” ujar Brigjen Mardiaz, menunjukkan komitmen berkelanjutan untuk memastikan anak-anak terbebas dari stunting.
Program pemberian bantuan kepada penderita stunting ini direncanakan untuk terus menjadi prioritas dalam program pendidikan di Setukpa Lemdiklat Polri setiap tahunnya. Brigjen Pol Mardiaz menjelaskan, program ini tidak hanya sebagai upaya nyata dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran dan penanaman nilai-nilai kepedulian bagi siswa Setukpa selama masa pendidikan mereka. “Hal ini merupakan bagian dari dharma bakti para siswa dan persiapan mereka untuk tugas-tugas di wilayah masing-masing nantinya,” tambahnya.
Selain menangani stunting, Brigjen Mardiaz juga menunjukkan perhatian besar terhadap Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ). Pada tahun 2023, inisiatif untuk merawat ODGJ menjadi bagian dari program pendidikan di Setukpa. Salah satu siswa angkatan 52, Purnomo, terlibat langsung dalam merawat ODGJ di Sukabumi. Keunikan program ini membuat angkatan tersebut fokus pada kelompok ODGJ, sejalan dengan nama Resimen Rahesa Aditya Diandra (RAD) yang berarti perwira yang welas asih dan bijaksana.
Dalam pelaksanaan program tersebut, Purnomo bertemu dengan seorang ODGJ bernama Intan di Kota Sukabumi. Berkat pendekatan yang tepat, Intan mulai terbuka dan lebih mudah diajak berkomunikasi. Selain diberikan perawatan medis, Intan juga didorong untuk kembali ke keluarganya serta diberikan modal usaha sebagai bentuk dukungan jangka panjang. Program ini mencerminkan kepedulian dan komitmen Brigjen Mardiaz dan angkatan 52 dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan perhatian khusus.