sultra.tribratanews.com – Dalam peringatan Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari ke-67 di Aula Dachara Polda Sultra, Kamis (31/10), Ketua Umum Bhayangkari Sultra Ny. Shanty Merdisyam menegaskan kepada semua ibu-ibu Bhayangkari bahwa mereka memiliki peran ganda baik sebagai istri anggota Polri, sebagai ibu dalam keluarga, dan sebagai anggota organisasi. Peran tersebut harus dapat dijaga secara seimbang sehingga tidak ada yang dikorbankan.
Sebagai istri anggota Polri, seorang bhayangkari harus dapat menjaga kewibawaan dan kehormatan institusi Polri maupun pribadi sang suami. Jangan menuntut suami melebihi kemampuan, karena hal tersebut dapat mendorong suami untuk menyalahgunakan kewenangannya.
“Lebih baik tunjukkan prestasi di bidang yang ditekuni sehingga berkontribusi positif bagi peningkatan citra Polri di masyarakat,” tuturnya saat membawakan sambutan.
Shanty Merdisyam melanjutkan sebagai ibu rumah tangga, anggota bhayangkari dituntut untuk mampu menjadi manajer keuangan yang handal dan pendidik yang baik bagi anak-anak. Terbatasnya penghasilan suami sebagai anggota Polri harus dikelola dengan cermat sehingga tidak terjadi pengeluaran yang melebihi pendapatan atau lebih besar pasak daripada tiang. Hindari pola hidup hedonis yang tidak mencerminkan sifat anggota bhayangkari.
Selain itu, kepada ibu bhayangkari dalam mendidik anak-anak, sadari bahwa waktu mereka untuk bersosialisasi di luar jauh lebih panjang daripada waktu di rumah, manfaatkan waktu yang terbatas tersebut untuk memberikan nilai-nilai luhur utamanya pendidikan agama, sebagai bekal mental yang akan membentengi diri dari pengaruh buruk lingkungan sekitar. Berikan pemahaman yang benar kepada anak-anak tentang sosial media, sehingga mereka kedewasaan dalam menyaring informasi yang didapat.
Anggota bhayangkari harus dapat menjaga kehormatan diri dan keluarga. Hindari penyimpangan yang dapat mendegradasi kepercayaan masyarakat kepada organisasi bhayangkari dan Polri. Sadari bahwa di era revolusi industri ini, penyebaran informasi, termasuk informasi tentang penyimpangan yang dilakukan anggota bhayangkari, berlangsung dengan cepat dan masif. “Jangan sampai karena nila setitik rusak susu sebelanga,” pungkas Ketua Bhayangkari Sultra ini.