Seluruh jajaran Polri, segenap jiwa, raga, dan pikiran dikerahkan untuk menyukseskan agenda besar dunia KTT G20 di Bali.

PKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak hanya menumpahkan segenap pikiran, fisik, tatapi juga kekuatan jiwa untuk mengamankan perhelatan internasional yang dihadiri para pemimpin dunia G20.

Beberapa waktu lalu, sebelum gelar pasukan Operasi Puri Agung 2022, Kapolri menyempatkan diri untuk berkunjung ke beberapa pesantren dan bersilaturahmi dengan para kiai dan santri. Seraya berharap para kiai dan santri memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pelaksanaan KTT G20 berhasil sukses, aman dan damai.

Pengharapan Kapolri beserta jajaranya ke para kiai dan santri itu sebagai langkah dan pengharapan dukungan dari segenap bangsa Indonesia untuk sama-sama menyukseskan lahir dan batin perhelatan Presidensi G20 di Nusa Dua, Bali.

“Pertengahan November nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20, puncak pimpinan dunia. KTT G20 bisa dijalankan dengan baik, semoga bisa dihasilkan keputusan konstelasi dunia antara Rusia dan Ukraina,” harapnya saat menemui ulama dan kiai di Ponpes Al-Fathaniyah, Kota Serang, Banten, Rabu 2 November 2022.

Tentu saja harapan besar bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain di dunia bahwa KTT G20 tersebut dapat menelurkan kesepakatan-kesepakatan dan keputusan-keputusan penting yang dapat menjadi solusi bagi kepentingan semua negara dalam menghadapi situasi global saat ini terutama terkait pemulihan ekonomi dunia.

Tentunya pengerahan segenap kemampuan SDM Polri, sumberdaya teknologi keamanan yang dimiliki Polri bersinergi dengan kekuatan TNI ditambah dengan doa segenap bangsa adalah kekuatan yang tentu menjadi pendukung bagi keberhasilan Pemerintah Indonesia sebagai Presidensi G20 kali ini.

Pemulihan ekononi dunia menjadi titik perhatian presidensi G20 pasca badai pandem covid-19 melanda dunia. Di samping tentu saja diharapkan adanya penyelesain krisis dunia yang cepat seperti penyelesaian krisis perang Rusia dan Ukraina. Sebab pemulihan ekonomi dunia akan sangat terganggu bila perang Rusia dan Ukraina tidak segera diakhiri.

Begitupun penyelesaian ketegangan di wilayah lain seperti situasi di semenanjung Korea mesti segara ada solusinya. Agar konflik tak meluas di berbagai belahan dunia.

“Kalau ini bisa kita jalankan, maka Indonesia bisa menjadi negara yang mengubah atmosfer dunia dari yang kritis menjadi lebih baik,” ujar Kapolri.

Indonesia yang dipercaya memegang keketuaan Presidensi G20 kali ini sangat diharapkan menjadi pengarah untuk menemukan solusi strategis guna menghilangkan ketegangan dan sengketa antarnegara, sehingga pemulihan ekonomi dunia bisa berjalan seperti yang diharapkan semua negara.

Bagi Polri sendiri, suksesnya KTT G20 dengan aman dan damai menjadi pembuktian bahwa korps Bhayangkara menjadi kekuatan Kamtibmas yang dapat menjadi pilar kemajuan bangsa.

Adapun Kapolri sebelumnya memimpin apel gelar pasukan Operasi Puri Agung 2022 dalam rangka pengamanan KTT G20 di Lapangan Renon, Denpasar, Bali, Senin 7 November 2022 kemarin.

Operasi Puri Agung 2022 akan berlangsung pada 8-17 November 2022 di tiga wilayah hukum, yaitu Polda Bali, Polda Jawa Timur, dan Polda Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 9.700 personel dikerahkan dalam operasi ini. Tidak hanya itu, ada 3.699 pasukan cadangan di Mako Brimob dan 11 pasukan di Satbrimoda.

Dalam arahannya, Kapolri mengatakan, Presiden RI Joko Widodo meminta semua personel siaga terhadap segala potensi gangguan keamanan. Tidak boleh ada letupan sekecil apa pun.

Kapolri mengingatkan semua personal harus siaga. Apalagi, pola pengamanan bisa saja berubah dengan cepat di tengah konflik Rusia-Ukraina, China-Amerika Serikat, dan Korea Utara-Korea Selatan.

“Kita akan melaksanakan pengamanan di mana situasi dapat berubah secara cepat dan tidak menentu akibat perang antara Rusia-Ukraina dan konflik geopolitik antara Tiongkok-Amerika Serikat serta Korsel dan Korea Utara,” katanya.

Kapolri Sigit juga memerintahkan pasukan untuk memantau oknum-oknum yang hendak membuat tindakan anarkis selama KTT G20 di Pulau Dewata. Personel harus memprediksi dan mengantisipasi sejumlah potensi gangguan itu.

“Dimungkinkan terhadap terdapat kelompok yang memanfaatkan momentum G20 untuk menarik perhatian internasional, kita harus mampu memprediksi dan mencegah aksi-aksi yang dapat mendiskreditkan negara Indonesia dan negara-negara tamu serta kegiatan yang mengarah pada hal-hal yang bersifat gangguan dan anarkis,” katanya.

Kapolri Sigit tidak ingin para delegasi mendapatkan ancaman keamanan baik saat tiba di Bali, lokasi penginapan, venue KTT G20, objek wisata hingga kembali ke negara asal.

“Kita harus mempersiapkan manajemen risiko dan responsif ketika ancaman tersebut datang. Pastikan dukungan operasi dapat berjalan optimal dalam situasi kontingensi termasuk juga keamanan rute escape dan safe house yang dapat berubah sesuai dengan situasi lapangan,” katanya.