Siapa Sebenarnya Komjen. Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D, Kapolri Pilihan Jokowi

Komjen. Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D. saat ini menjadi bahasan. Ia dicalonkan sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi untuk menggantikan Badrodin Haiti yang pensiun.
Siapa Tito yang diusulkan Jokowi? Tito lulusan terbaik Akpol 1987. Pria yang kini menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut juga merupakan jebolan Exeter University Inggris, Massey University Auckland Selandia Baru dan peraih PhD di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura.
Lebih jelasnya berikut biodata singkat Komjen Tito.
Komjen Tito Karnavian lahir di Palembang, 26 Oktober 1964. ia adalah Angkatan AKABRI 1987 pertama yang telah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga.
Usai berhasil membongkar jaringan teroris Nurdin M Top, Tito Karnavian yang saat itu bepangkat Kombes Pol naik pangkat menjadi Brigjen Pol.
Ketika duduk di bangku kelas 3 di SMA Negeri 2 Palembang, Tito mengikuti ujian perintis, atau seleksi masuk perguruan tinggi, jika sekarang mungkin namanya SNMPTN.
Hebatnya Tito Karnavian, lulus di beberapa Universitas besar tanah air yang menjadi favorit hingga saat ini, seperti, lulus ujian Perintis untuk fakultas Kedokteran di Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, serta Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Namun yang dipilihnya saat itu adalah Akabri.
Tito Karnavian lulus dari Akabri tahun 1987 dan menjadi Lulusan terbaik saat itu dan mendapat bintang Adhi Makayasa.
Tito kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Exeter, Inggris tahun 1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies.
Tak berhenti disitu, Tito Karnavian melanjutkan kembali pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih Strata 1 dalam bidang “Police Studies”.
Gelarnya yang panjang di dapat dari beberapa universitas, seperti dari Massey University Auckland di Selandia Baru tahun 1998 dalam bidang Strategic Studies, dan mengikuti pendidikan di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, tahun 2008 sebagai kandidat PhD dalam bidang Strategic Studies. Maret 2013 ia menyelesaikan PhDnya dengan nilai excellent.
Saat ini Komjen Tito Karnavian menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sejak 16 maret 2016. Sebelum diangkat menjari Kepala BNPT, Tito menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya sejak 12 Juni 2015.
Karier;
Penangkapan Tommy Soeharto
Karier Tito dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang dicapainya. Tahun 2001, Tito yang memimpin Tim Kobra berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra (mantan) Presiden Soeharto. Berkat sukses menangkap Tommy, Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Densus 88
Tahun 2004, ketika Densus 88 Antiteror dibentuk untuk membongkar jaringan terorisme di Indonesia, Tito Karnavian yang saat itu menjabat Ajun Komisaris Besar (AKBP) memimpin tim yang terdiri dari 75 personel. Unit antiteror ini dibentuk oleh Kapolda Metro Jaya (waktu itu) Irjen Firman Gani.
Penangkapan Dr Azhari
Tito juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Densus 88 Antiteror, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Konflik Poso
Densus 88 Antiteror juga berhasil menangkap 19 dari 29 warga Poso yang masuk dalam DPO di Kecamatan Poso Kota, 2 Januari 2007. Tito dan sejumlah perwira Polri lainnya juga sukses membongkar konflik Poso dan meringkus orang-orang yang terlibat di balik konflik tersebut.
Penangkapan Noordin M Top
Terbongkarnya jaringan terorisme di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini, termasuk pengepungan teroris di Solo pada 17 September 2009 yang menewaskan empat orang, termasuk satu di antaranya Noordin Moch Top.
Kejeniusan Tito dalam mengendus keberadaan Noordin inilah yang membuat Tito Karnavian mendapat promosi kembali. Tito kini menjadi orang nomor satu dalam Densus 88, detasemen antiteror Mabes Polri. Lima tahun lalu, Tito yang berpangkat AKBP juga memimpin unit kecil antiteror ini, yang kemudian berkembang menjadi detasemen khusus.

Tinggalkan Komentar