sultra.tribratanews.com – Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, S.H. pimpin Apel Kesiapsiagan Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutla) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019 di Lapangan Kantor Gubernur Sultra, Kamis 15 Agustus 2019.
Apel gabungan yang turut diikuti oleh ratusan personel gabungan TNI-Polri tersebut adalah dalam rangka menyamakan langkah dan menyatukan tekad untuk saling bahu membahu menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Sultra.
Ali Mazi mengatakan saat ini kawasan hutan di Sultra seluas 2,3 juta hektar tersebut telah mengalami banyak pemanfaatan, namun tutupan lahan berupa alang-alang, semak belukar, kebun campuran dan lahan terbuka berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
“Ini sudah rawan, karena Sulawesi Tenggara masuk dalam 17 provinsi paling rawan kebakaran hutan. Sepanjang 2016-2018 sudah terjadi peningkatan titik hotspot yang cukup signifikan,” tuturnya dalam sambutan dihadapan para peserta apel.
Selain itu, berdasarkan informasi dari BMKG Sultra, bahwa curah hujan Agustus-Oktober 2019 cenderung menurun dan merupakan kategori rendah dengan sifat hujan dibawah normal, kondisi tersebutlah yang menyebabkan bahan bakar berupa daun kering, alang-alang dan semak-semak memiliki potensi kemudahan terjadinya kebakaran.
Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit baik secara ekologi, ekonomi maupun sosial. Asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan, berdampak terhadap gangguan kesehatan masyarakat yang terkena asap, terganggunnya jalur penerbangan, serta hilangnya habitat dan populasi berbagai jenis tumbuhan dan satwa bahkan terancam punah.
Terkait hal tersebut kembali Ali Mazi menambahkan untuk menanggulangi kebakaran hutan tidak dapat dilakukan sendirian, melakukan harus dilakukan secara sinergis oleh semua pihak.
“Kepada aparat penegak hukum agar lebih fokus untuk melakukan upaya penegakkan hukum pada kasus pembakaran hutan dan lahan sehingga dapat memberikan efek jera bagi para pelaku pembakaran tersebut,” pungkasnya.