sultra.tribratanews.com – Pusdokkes Polri yang diketuai Kepala Laboratorium Klinik Odontologi Kepolisian (LKOK), Kombes Pol drg. Agustinus menggelar sosialisasi pencatatan dan pengolahan data odontogram Polri di Aula Dachara, Kamis 9 Agustus 2018. Giat sosialisasi tersebut diikuti oleh 30 peserta perwakilan dari urkes Polres jajaran, klinik Polda Sultra, rumah sakit Bhayangkara, dinas kesehatan, serta dari TNI Angkatan darat, laut, dan udara.
Giat sosialisasi odontogram dibuka oleh Wakapolda Sultra, Kombes Pol Winarto, S.H. Wakapolda membawakan sambutan Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto, S.I.K. Dalam sambutannya, odontogram merupakan identifikasi jejak rekam medis melalui gigi. Para tenaga kesehatan diberikan sosialisasi agar berkompetensi dalam melakukan rekam medis melalui sidik gigi. Melalui rekam gigi dapat dijadikan alat bukti di pengadilan.
“Sosialisasi ini dilakukan karena masih belum ada keseragaman penulis dan pengistilahan dalam rekam medis odontogram, SOP rekam medis odontogram baik secara manual, digital, dan secara elektronik,” ungkapnya.
Selama ini peran dokter gigi dikepolisian cukup penting sebagai langkah untuk melakukan identifikasi. Keunggulan dari rekam medis gigi dalam identifikasi yakni karena struktur gigi tahan terhadap panas, asam dan tahan terhadap pembusukan sehingga dapat menetapkan karakteristik unik Gigi seseorang dalam membandingkan data.
“Selaku pimpinan Polda agar peserta dapat mengikuti sebaiknya baik nya khususnya dokter dan perawat gigi polda Sultra, bila ada yang belum diketahui agar dapat ditanyakan dengan jelas,” pungkas Wakapolda seraya mengakhiri sambutan.
Selain itu kepala LKOK Kombespol drg. Agustinus menambahkan beberapa kasus odontologi forensik dapat membantu penyidik dalam menentukan umur korban maupun tersangka. Odontogram yg menggambarkan struktur gigi dan mulut merupakan fungsi penting dalam mengungkap kasus di kepolisian terutama dalam identifikasi korban hidup dan mati
“Kita bisa bantu penyidik untuk ungkap pelaku yang meninggalkan jejak digital. Beberapa kasus bencana dan terorisme terungkap lewat Gigi. Namun hingga saat ini sulit mengumpulkan personil untuk melakukan rekam gigi,” tuturnya.